Written by : Yosua AW
Edited by: Kevin Nathanael
Pada suatu hari Vincent bersama teman-temannya: Yosua, Daniel, dan Kevin sedang berbicara sesuatu.
"Hei, aku mau cerita nih sama kalian tapi rahasia ya,"kata Vincent.
"Emang cerita apaan?"tanya Kevin.
"Iya, cerita apa?"tanya Daniel dengan penasaran.
"Ceritain ou, Cent..Bisa jaga mulut wis,"timpal Yosua.
"Aku suka sama perempuan itu,"jawabnya.
"Maksudmu si Rachel?" kata Daniel sambil menatap sosok perempuan yang duduk di depan kelas.
"Iya,"kata Vincent dengan muka memerah.
"Ya udah, tembak aja langsung, ga usah malu,"kata Kevin.
"Ya betul..betul..betul..Sebelum direbut orang lain loh,"dukung Yosua.
Akhirnya Vincent mengambil beberapa tangkai bunga dan menyatakan perasaannya kepada Rachel yang sedang bersama teman-temannya.
"Maukah kamu menjadi pacarku?"kata Vincent sambil menyerahkan bunga itu.
Tentu saja Rachel kaget, tetapi teman-temannya mendukung Rachel supaya mau menerima lamaran Vincent.
"Hmm..Oke..aku mau,"jawabnya.
Vincent sangat senang dan Rachel pun juga demikian. Cinta mereka terus berlanjut seperti air yang mengalir. Pada suatu malam, Vincent mengajak Rachel berduaan. Kebetulan pada malam itu awan tidak menutupi sinar rembulan.
"Bintangnya bagus ya, seperti pacarku..ha..ha..ha..,"rayu Vincent.
Rachel pun tersipu malu, "Iya..ha..ha..ha..,"
"Kamu tau ga, bedanya angkot sama kamu?"goda Vincent.
"Apa?"tanyanya.
"Kalau angkot ngetem di halte, kalau kamu ngetem di hatiku,"jawab Vincent.
Mereka tersipu malu dan tertawa bersama. Waktu pun berlalu, mereka terus ngobrol dan dengan sedikit bumbu gombal. Namun, hari sudah larut malam, dan Rachel memutuskan untuk pulang.
"Aku pulang dulu ya, yank,"pamit Rachel.
"Ok, mau kuantar?"kata Vincent.
"Gak usah, rumahku kan dekat,"ia menolaknya.
"Ooo..oke,"kata Vincent dengan sedikit kecewa.
Suasana sangat sunyi dan sepi, semua orang sudah masuk ke rumahnya masing-masing. Terdengarlah suatu keramaian di dekat pos satpam yang sudah tidak dipakai lagi. Pada waktu itu juga Rachel sedang melewati jalan itu. Salah seorang pemuda bersiul meneriakinya. Rupanya mereka mabuk.
"Izz..liat ada cewe tuh!!"kata seorang yang tinggi gagah.
"Asik tuh, ayo kita perkosa dia!!" bisik yang lebih pendek daripada yang pertama.
"Setuju, skalian aja kita habisi!!"kata pemuda yang memakai jaket kulit hitam.
Mereka pun menghadang Rachel.
"Mau ke mana cewe..,"kata seorang dari mereka.
Tentu saja ia menjadi ketakuttan dan ingin teriak minta tolong, tetapi ia terlambat. Salah seorang dari mereka membekap mulutnya dengan sapu tangan yang sudah diberi obat bius. Kemudian, mereka membawa Rachel yang pingsan ke pos satpam untuk memerkosanya. Setelah puas, mereka membunuhnya dan membuang mayatnya di sungai.
Keesokan harinya, Vincent kebingungan. SMSnya sama sekali tidak dibalas, telepon darinya pun tidak diangkat. Ia mulanya berpikir bahwa ia masih tidur, tetapi hari ini bukan hari libur dan tepat hari Senin. Vincent berangkat sekolah dengan galau.
Rachel tidak ada di kelas hari itu. Vincent semakin cemas. Tiba-tiba, temannya mengabarkan kabar buruk.
"Cent, si Rachel tewas dibunuh!"katanya.
"Ha? Tau dari mana kamu?"kata Vincent tidak percaya.
"Aku tau dari guru. Kebetulan aku dengar pembicaraan mereka. Mayatnya ditemukan di sungai. Sekarang dia diletakkan di kamar mayat."
Sepulang sekolah, ia langsung menuju kamar mayat di rumah sakit yang tadi telah diberitahu. Dan ternyata benar, bahwa Rachel tewas. Vincent pun galau. Ia menyanyi di malam harinya di tempat terakhir mereka bertemu.
Di malam yang sesunyi ini
Aku sendiri
Tiada yang menemani
Akhirnya kini kusadari
Dia telah pergi
Tinggalkan dunia.
NB:
Gitar : Yosua
Keyboard : Kevin
Drum : Daniel
Sesudah ia bernyanyi, Rachel menampakkan dirinya di depan Vincent.
"Jangan sedih, kalau kau sedih, aku pun ikut sedih, carilah yang lain untuk jadi pacarmu."hiburnya.
Sesudah itu, ia menghilang, dan Vincent menjalankan hidupnya seperti biasa, tertawa, ledek-ledekan bersama teman-temannya.
3 comments:
Post a Comment
If you have questions, responses, or requests, feel free to write it down. :)